Bermain Perahu di Lokasi Banjir, Tiga Santri di Mejobo Kudus Tewas Tenggelam, Dua Santri Selamat, Begini Kronologisnya !

Kudus, Suluhnusantara.news – Banjir yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Kudus menelan korban. Lima orang santri/pelajar  Ponpes Assaidiyah Kudus terseret banjir di areal persawahan yang terendam banjir di Kecamatan Mejobo. Tepatnya di area persawahan atau rawa Blok Krapyak Desa Kirig, Kecamatan Mejobo.

Dua orang santri berhasil menyelamatkan diri. Apesnya, tiga santri lainnya ditemukan tak bernyawa tenggelam di lokasi banjir.

Ketiga korban yang tewas tenggelam masing-masing Fasa Najwa Wana, siswa kelas IX SMK Assaidiyyah asal Jepara, Muhammad Alamun Huda, siswa kelas XII SMK Assaidiyyah, asal Kayen Pati, dan Akhlis Fuadi, siswa kelas X SMK Assaidiyyah, asal Wotan Sukolilo, Pati.

Warga setempat Sutarman, mengatakan dirinya turut mencari kelima anak yang dikabarkan hilang saat bermain perahu di lahan persawahan yang kebanjiran. Sutarman awalnya menyelamatkan dua anak yang ikut bermain perahu, inisial I (16) dan A (17).

Saat ditemukan, kedua anak itu berpegangan pada bambu. “Masih hidup dua itu, pegangan bambu, perahunya sudah tenggelam,” kata Sutarman di lokasi, Jumat (14/3/2024) pagi.

Mulanya Sutarman  baru saja bangun tidur tiba-tiba dengar suara minta tolong dan  segera ambil perahu dan berupaya mengejar,” terangnya.

Benar saja, sesampainya di lokasi dia melihat ada dua orang santri yang berpegangan di bambu yang digunakan untuk mendayung perahu. Diapun segera menyelamatkan kedua remaja tersebut. Bambu itu ditancapkan ke bawah dan digunakan untuk berpegangan.

“Saya selamatkan dua anak itu dulu kebetulan perahu yang saya bawa kecil. Tapi saat turun sempat menyenggol sepertinya tubuh dari tiga santri tersebut.

Setelah dibawa ketempat aman, dia kemudian kembali ke lokasi bersama relawan dan polisi. Hanya saja saat itu ketiganya memang sudah meninggal dunia. “Jarak ketiganya berdekatan. Kebetulan lokasi itu genangan airnya cukup dalam. Hingga hampir tiga meter,” ujarnya.

Kepala Desa Kirig, Kecamatan Mejobo Aristiana Tejo Birowo, menambahkan, ia mendapat laporan kejadian tersebut sekitar pukul 07.00 WIB. Kelima santri tersebut tenggelam saat bermain perahu di areal sawah yang terendam banjir.

Lokasinya tak jauh dari ponpes mereka. Kelima korban merupakan santri dari pondok pesantren Assa’idiyyah Kudus. “Dua orang berhasil diselamatkan sementara tiga lainnya tenggelam,” ujarnya.

Petugas gabungan kemudian melakukan pencarian terhadap tiga santri yang tenggelam tersebut. Tak lama setelahnya, jasad ketiga korban tenggelam berhasil dievakuasi.

Kepala SMK Assai’diyah Mejobo, Masuri mengonfirmasi korban merupakan siswanya. “Sebelum kegiatan belajar mengajar mereka main perahu di sawah yang kebanjiran. Sudah dikunci, tapi mereka main perahu di sawah,” kata Masuri di lokasi.

“Sementara dimandikan terlebih dahulu, untuk diserahkan kepada keluarga dari Pati dan Demak,” tambah dia.

Kepala MA Salafiyah Ahmad Said Safuan mengungkapkan, sebelumnya para santri sudah diperingatkan untuk tidak bermain di area persawahan yang tergenang banjir itu. Ia menyebutkan, para korban sebelumnya sempat mengikuti pembelajaran. Namun mereka keluar saat jeda pelajaran berikutnya.

”Di jeda waktu itu kelimanya naik perahu. Padahal sudah diperingatkan beberapa santri yang lain tetapi mereka tetap naik perahu kayu ke area rawa persawahan,” imbuhnya.

 Ketiga santri meninggal itu FNW (14) warga Mayong Jepara, MAH (16) asal Desa Pucang Kayen, Pati, dan AF (15) dari Desa Wotan Sukolilo, Pati. Adapun, dua santri lainnya selamat yaitu AR (16) warga Gajah Demak, IF (15) warga desa Wotan Kecamatan Sukolilo Pati,”Ujar Ahmad Said .

Kapolsek Mejobo AKP Kusmanto saat dimintai keterangan menjelaskan, dari kelima santri, dua ditemukan selamat yakni AR dan IF. Tiga lainnya meninggal tenggelam, karena tidak bisa berenang,” tuturnya  Jumat (15/3/2024).

Korban FNW, kata kapolsek ditemukan di area persawahan yang terendam banjir pada pukul 08.52 WIB. Lalu MAH ditemukan pada pukul 08.15 WIB bersamaan dengan korban AF.

Menurut Kaplsek, kelima korban pukul 06.00 WIB awalnya naik perahu kayu dengan cara didayung menggunakan bambu. Mereka mendayung sampai jarak kurang lebih 5 km di area persawahan atau rawa Blok Krapyak Desa Kirig, Kecamatan Mejobo.

“Perahu kemasukan air dan terbalik, sehingga kelima korban tercebur ke rawa dengan kedalaman air sekitar 2,5 meter. Korban teriak minta tolong, dua saksi kebetulan berada dilokasi itu mendengar dan bergegas menolong,” jelasnya.

Namun, tiga korban sudah tenggelam dan meninggal. Ketiga korban meninggal diperiksa dr. Imam Purwanto dari Puskesmas Jepang dan Tim Inafis Polres Kudus.  Hasilnya, tidak ditemukan tanda – tanda penganiayaan. Dan, keluarga korbanpun sudah menerimakan untuk dikebumikan. (Tim/Red)

Pewarta : S.dmn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *