Budaya Melek Bengi dalam Tradisi Pernikahan “La’ Mella” di Madura

Bangkalan – suluhnusantara.news – Setiap daerah memiliki keunikan dalam tata cara dan adat istiadat, termasuk Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. Meskipun teknologi maju, sebagian masyarakat masih memegang teguh tradisi turun-temurun. Salah satu kebiasaan yang dilestarikan adalah “La’ Mella” atau melek bengi dalam bahasa Madura, terutama dalam perayaan pernikahan.Selasa,7/11/2023,Pukul 21.30 WIB.

Di Bangkalan, khususnya di pedesaan, tetangga sering melek bengi beberapa malam saat ada hajatan pernikahan. Kegiatan ini bukan hanya sekadar begadang, melainkan memiliki sejumlah tujuan. Pertama, untuk mendampingi keluarga yang sedang menggelar hajatan, memastikan ada yang menjaga dan menemani dalam suasana berkumpul, seperti bermain kartu atau berbincang.

Selain itu, begadang juga bermakna menjaga harta benda rumah yang digunakan untuk keperluan hajatan. Hal ini juga dipandang sebagai upaya menjaga hal-hal gaib yang mungkin terjadi, memastikan bahwa pernikahan berjalan lancar tanpa gangguan dari hal-hal buruk.

Lebih dari sekadar kewaspadaan, melek bengi juga menjadi wujud kebahagiaan, rasa syukur atas pernikahan yang diadakan. Tetangga ikut serta merayakan kebahagiaan keluarga yang menambah anggota baru.

Tak jarang, kegiatan ini diisi dengan acara menarik, seperti Sampang arisan rokok di beberapa daerah, di mana para bapak turut serta memeriahkan acara melek bengi. Ini menjadi momen kebersamaan yang dinikmati bersama-sama.

Bagaimana kebiasaan di daerah Anda? Semoga berbagi cerita ini menambah wawasan dan memberikan manfaat bagi semua. Terima kasih.

Penulis: JaliEditor: St

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *