Membangun Media Training Center di Era Digital

Agung Wibawanto

SuluhnusantaraNews — Media komunikasi (medkom) adalah sebuah media yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Banyak orang yang kerap mendengar dan bahkan melakukan komunikasi namun belum memahami essensinya. Komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni “communi” yang artinya adalah mencari kesamaan.

Kini orang banyak berkomunikasi namun tidak komunikatif. Hubungan yang terjadi hanya searah bukan dua arah, bukan mencari kesamaan namun memaksa rasa dan pikiran kepada orang lain. Itulah yang terjadi. Tentu saja hal tersebut tidak dapat disebut sebagai komunikasi yang baik.

Komunikasi itu pada intinya menyampaikan pesan. Tentu bukan perkara sulit untuk menyampaikan pesan, namun yang menjadi persoalan adalah, pesan seperti apa dan bagaimana penyampaiannya sehingga dapat diterima dan dipahami oleh penerima pesan? Di setiap medkom banyak pesan namun tidak sampai dengan baik (tidak dipahami isinya), atau justru tidak diterima.

Karena mungkin tidak disukai, tidak menarik dan sebagainya. Hal ini yang penting untuk dipelajari oleh setiap siapa saja yang ingin menyampaikan pesan melalui medkom. Bukankah kepuasan dari seorang penyampai pesan (komunikator) adalah pesan tersebut dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima pesan (komunikan)?

Bagaimana mengelola medkom dengan baik? Jika kita sudah memahami essensi komunikasi serta mengenal beragam jenis medkom, maka selanjutnya bagaimana kita mengelola sebuah media yang kita miliki sendiri? Medkom yang bisa kita miliki sendiri adalah media di mana kita memiliki kewenangan mengelola sendiri, berbicara, menulis di blog, media sosial (fb, twitter, WA, tik-tok, YouTube), dan sebagainya.

Bagaimana mengelola media itu agar pesan tersampaikan dengan baik? Bagaimana agar komunikan itu suka, senang, tertarik, mengerti, memahami bahkan dianggap bisa bermanfaat baginya? Hati-hati, medkom selain berfungsi menyampaikan pesan ataupun info, bisa juga berfungsi untuk promosi, publikasi, bahkan dapat disalahgunakan sebagai media provokasi.

Ada hal bermanfaat yang bisa didapatkan dari keterampilan kita mengelola medkom yakni kemampuan berpikir terstruktur dan sistematis. Mengelola medkom yang baik mengharuskan kita tidak hanya mengerti dan mengetahui namun juga memahami dan kemudian mampu menyampaikan pesan secara runtut dan sistematis.

Mengelola medkom yang baik juga akan membentuk kepribadian yang lebih berintegritas, jujur, bertanggungjawab namun tetap kritis terhadap setiap produk dari medkom yang dikelolanya. Sebagai contoh saja, sebuah pesan disampaikan tidak mungkin berasal dari sumber yang tidak jelas, penyampaiannya tidak provokatif namun justru lebih menginspirasi.

Kemampuan semua itu bukanlah karena bakat (talent) saja, melainkan juga keterampilan. Artinya, semua dapat dipelajari baik secara otodidak maupun belajar bersama melalui bimbingan sebuah lembaga yang memang berkompeten. Sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan yang berkapasitas dan profesional. Lembaga yang dimaksud belum banyak dijumpai.

Sebagian masyarakat merasa kesulitan mencari lembaga diklat yang berkualitas, karena mungkin saja selama ini jenis keterampilan semacam ini belum terlalu dibutuhkan. Namun seiring perkembangan zaman dengan teknologi yang serba canggih sekarang ini, pengelolaan sebuah media menjadi penting. Bagaimana meyakinkan orang itu sangat penting?

Guna menjawab hal tersebut, maka kehadiran sebuah Media Training Centre (MTC) apapun itu, sepertinya sudah menjadi keniscayaan. MTC hadir guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan keterampilan mengelola medkom. Bagi sebagian masyarakat, medkom dapat dijadikan sebagai investasi.

Tentu saja yang menguntungkan dirinya ataupun kelompok/instansinya. Dengan kemampuan mengamati selera konsumen, melakukan observasi pasar, mengolah dan mendisain kata dalam tulisan, serta mempublikasikannya, maka akan memudahkan orang melakukan komunikasi dua arah dan saling menguntungkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *