Banten  

Parah Banget! Kantor Bersama Keagamaan Balaraja Beralih Fungsi, Dikuasai Oleh UPT DLHK II Balaraja

Tangerang-Suluhnusantara.News – Sebuah potret ironi tergambar jelas terjadi di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang. Kantor Bersama Keagamaan (KBK) yang semestinya menjadi simbol keharmonisan antar umat beragama kini malah berubah menjadi tempat tumpukan sampah dan parkir alat berat. Berlokasi strategis di Desa Talagasari, di samping Fly Over Balaraja, bangunan ini tak lagi mencerminkan fungsi awalnya sebagai pusat pelayanan dan pembinaan keagamaan. Rabu (15/1/2025).

Alih-alih berfungsi sebagai sarana pembinaan keagamaan, gedung ini kini dikuasai oleh UPT Kebersihan Wilayah II Balaraja-Jayanti di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang. Tumpukan sampah, alat berat seperti ekskavator, bak mobil dump sampah, dan kendaraan motor Viar pengangkut sampah mendominasi halaman kantor KBK. Tak hanya merusak fungsi utamanya, kondisi ini turut mencoreng citra Kecamatan Balaraja. Aktivis lingkungan dan masyarakat setempat mengkritik keras pembiaran tersebut.

“Ini adalah penghinaan terhadap nilai-nilai keagamaan dan masyarakat. Bagaimana mungkin kantor yang dibangun dengan uang rakyat dibiarkan menjadi tempat yang kumuh dan tak layak?” tegas Napoleon, seorang pemerhati lingkungan yang geram melihat kondisi tersebut.

Situasi ini semakin diperparah dengan tumpukan sampah yang berserakan di sekitar area KBK, hingga ke bawah Fly Over Balaraja. Bau tak sedap dan pemandangan kumuh menjadi keluhan utama warga yang sehari-hari melintasi kawasan itu. Bagi mereka, kondisi ini mencerminkan buruknya pengelolaan pemerintah setempat.

KBK yang sejatinya dirancang sebagai wadah untuk pembinaan kerukunan umat beragama kini hanya menjadi saksi bisu kegagalan manajemen. Padahal, kantor ini memiliki fungsi strategis sebagai tempat pelayanan administratif hingga kegiatan mediasi berbasis keagamaan.

“Fungsi mulia yang seharusnya dijalankan oleh KBK ini hilang begitu saja. Pemerintah terlihat abai dan kehilangan arah dalam menjaga amanat tersebut,” tambah Napoleon dengan nada pedas.

Kritik keras juga dialamatkan kepada Camat Balaraja dan jajarannya. Masyarakat menilai, pembiaran kondisi KBK adalah cerminan lemahnya pengawasan dan komitmen pemerintah setempat. “Kalau kantor ini saja tidak diurus, bagaimana mau mengurus isu-isu keagamaan yang lebih kompleks? Ini jelas tanda ketidakseriusan,” kata seorang pemuda Balaraja yang enggan disebutkan namanya.

Pemerintah setempat diminta segera mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan KBK pada fungsi utamanya. Warga berharap, fasilitas publik yang dibangun dari uang rakyat tidak disia-siakan dan bisa kembali menjadi simbol toleransi serta pelayanan keagamaan yang layak. (Rev/Bahri)

Penulis: bahriEditor: Dmn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *