Mojokerto || Suluhnusantara.news – Kesehatan merupakan kekayaan yang tak ternilai oleh jumlah materi , Anugerah Tuhan yang paling berharga adalah Kesehatan karena dari Kesehatanlah kita bisa beraktivitas menjalankan kehidupan berkelanjutan. seseorang bisa menghabiskan harta bendanya hanya karena ingin pulih kesehatannya dan tak terkecuali Sudir pasien Kecelakaan lalu lintas yang masuk Rumah sakit pada Minggu dini hari 12 Januari 2025 setelah mengalami kecelakaan di jalan Raya Kemlagi.
Warga Dusun Sambi Kerep, Desa Pandankrajan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto yang belakangan diketahui bernama Sudir (33 tahun) tersebut mengalami luka yang cukup parah dibagian kepala sehingga diperlukan perawatan secara intensif agar luka cidera tidak bertambah parah, bukan hanya tindakan pembersihan Luka ringan dan pemasangan Infus
Penantian kepastian akan penangan pasien telah ditunggu-tunggu oleh keluarga korban namun penantian yang tak berujung tersebut membuat pihak korban harap harap cemas melihat salah satu keluarganya yang terbaring lemah dengan bersimbah darah karena kecelakaan.
Meski kondisi pasien yang sering kali drop hingga tak sadarkan diri, pihak rumah sakit masih juga belum melakukan tindakan besar dengan alasan terkendala administrasi atau biaya, apakah Pihak Rumah sakit Basoeni lebih mengutamakan keuangan daripada keselamatan pasien ? , hal tersebut yang dialami oleh Sudir dan keluarganya saat ini , dan hal tersebut mengundang tanya dedenggot Ketua Umum LSM Front Pembela Suara Rakyat (FPSR) Aris Gunawan ikut bersuara.
Aris menyebutkan, hal yang membuat leletnya pelayanan pihak RSUD Raden Achmad Basoeni Mojokerto dalam menangani pasien bernama Sudir ialah koordinasi dengan pihak Kepolisian. Dari penjelasan Aris, petugas RSUD Raden Achmad Basoeni Mojokerto bernama Nova beralasan tidak cepat-cepat menangani Sudir karena menunggu kronologi kecelakaan dari Kepolisian.
“Pihak keluarga disuruh ke Polres Mojokerto. Nova menyuruh ke Polres Mojokerto. Saat ke Polres Kabupaten, rupanya yang menangani Polres Mojokerto Kota. Mau minta nomor telpon Polisi yang menangani, alasannya privasi. Ini namanya mempersulit hak masyarakat yang sedang kritis untuk mendapat pelayanan yang maksimal . Ini rumah sakit milik Pemerintah, tapi tidak pro kepada rakyat kecil ,” tegas Aris.
Buruknya pelayanan RSUD Raden Achmad Basoeni Mojokerto tidak hanya dialami oleh Sudir namun Temannya Sudir yang bernama Eko yang sudah menjadi meninggal pun juga mengalami kejadian yang serupa saat proses pemulangan jenasah Eko warga desa cendoro kecamatan Dawarblandong kabupaten Mojokerto tersebut.
“ Kita mungkin semuanya paham bahwa keselamatan dan kesehatan pasien jauh lebih penting dari pada urusan lain karena Rumah Sakit RA Basoeni merupakan rumah sakit milik Pemerintah seharusnya penanganan kepada pasien harus lebih optimal dibandingkan dengan Rumah Sakit Rumah Sakit Swasta “ Ucap Aris
Disisi lain, kecelakaan berawal saat Eko bersama dengan Sudir sedang berboncengan mengendarai motor matic namun tiba tiba ada sebuah mobil menabrak mereka dari arah belakang sehingga Sudir yang saat itu dibonceng oleh Eko terpelanting jatuh Ke aspal sehingga dibagian Kepala mereka yang mengalami benturan yang cukup keras sehingga nyawa Eko tidak tertolong saat perjalanan menuju ke Rumah sakit, sedang Sudir mengalami luka yang cukup parah dibagian kepala.Namun Pengemudi mobil yang menabrak korban berhasil kabur, dan masih dalam proses penyelidikan oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Mojokerto Kota.
Setelah mengalami kecelakaan itu, Sudir dan Eko dibawa ke RSUD Raden Achmad Basoeni oleh Satlantas Polres Mojokerto Kota. Eko nyawanya tidak tertolong. Sedangkan Sudir tidak mendapatkan pelayanan maksimal, malah seakan ditelantarkan.
“Sampai di RSUD Raden Achmad Basoeni jam 03.00 sampai jam 09.00 WIB, tidak dilayani. Baru jam 9-an, cuma diinfus saja. Saya tanya kenapa tidak segera ditangani, kata petugas RSUD Raden Achmad Basoeni, nunggu kronologi dari Polres. Aku telpon Kapolres Mojokerto, ternyata tidak ada penanganan kasus kecelakaan. Ternyata yang menangani Polres Mojokerto Kota. Pelayanan terhadap Sudir seakan diulur. Ini menyangkut nyawa, tapi kenapa hak rakyat miskin sangat sulit mendapat pelayanan maksimal di rumah sakit milik Pemerintah,” kata Aris.
Kekecewaan Aris terhadap pelayanan RSUD Raden Achmad Basoeni membuncah ketika jenazah Eko hendak dipulangkan ke kediamannya. Pihak RSUD Raden Achmad Basoeni mengenakan biaya ambulance Rp 1 juta untuk memulangkan jenazah Eko.
“Keluarganya tidak mampu. Berhubung tidak punya uang, maka pihak keluarga Eko mencari hutangan. Jika tidak bayar, jenazah Eko digeletakkan begitu saja tidak diurus,” jelas Aris.
Aris berharap kepada Pemerintah Kabupaten Mojokerto atau Pemerintah Kota Mojokerto mengevaluasi pelayanan dari RSUD Raden Achmad Basoeni. Jika tidak, masyarakat akan susah memperoleh akses pelayanan kesehatan yang baik.
penulis : @joker224&tim