https://suluhnusantara.news/wp-content/uploads/2024/08/IMG-20240803-WA0036.jpg

SEBETULNYA KITA BERJUANG UNTUK SIAPA?

Reformasi 98

dokumentasi pribadi saat di kediaman rumdin

Jakarta, Suluh Nusantara.News — Sebuah introspeksi perjalanan perjuangan melawan rezim Orde Baru dari jalanan sampai dengan duduk di parlemen, dia adalah seorang yang tidak asing lagi Adian Napitupulu.

https://suluhnusantara.news/wp-content/uploads/2024/08/IMG-20240803-WA0036.jpg

Tim awak media suluhnusantara.news , Mulyadi, Heru dan Rudi sebelum mencoba menemui sumber berita dirumahnya, perumahan dinas DPR-RI Kalibata Jakarta, pada Senin 02 Oktober 2023 berikut rangkumannya

Sebuah cita cita besar aktivis mahasiswa yang gandrung akan keadilan hidup tanpa penindasan masyarakat Indonesia yang tanpa ekploitasi sesama nya menjadikan ciri khas gerakan mahasiswa era 90an sampai meletus peristiwa reformasi 98.

Gerakan mahasiswa angkatan 1990 yang bosan dengan kekuasaan rezim Orde Baru dengan presidennya Suharto yang sejak Sekolah di bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi, seperti tidak pernah mengenal presiden yang lainnya.

Hidup terasa ampek jenuh membosankan dan timbulah rasa semakin menguat serta persamaan sesama aktivis mahasiswa untuk bersuara terhadap rezim yang berkuasa pada saat itu.

Dalam perjalanan waktu akhirnya ketemu jawabannya, ini adalah rezim yang tidak beres seakan-akan Indonesia hanya milik pribadi, sebab saat itu pemilu hanya formalitas belaka sebagai syarat melanggengkan kekuasaan.

Maka rezim otoritarian ini harus diganti. Lalu terus menerus wacana gerakan menjadi kekuatan besar sahut menyahut sesama aktivis pergerakan mahasiswa se-Indonesia.

Gelombang aksi masa yang didahului dengan rapat aksi dengan isu-isu yang hangat semisal soal SDSB ( sumbangan dana sosial berhadiah) seorang buruh Marsinah, isu lokal penggusuran tanah Cibeureum Bandung, Kedung Ombo dan Cepiring. Merupakan bentuk perlawanan terhadap rezim penindas.

Riwayat sejarah yang panjang bagaimana rezim otoritarian Orde Baru tumbang, namun tidak lantas begitu saja terjadi, ada yang menukangi, ada yang membuat dan ada prosesnya.

Mereka adalah aktivis mahasiswa yang melakukan gerakan perlawanan terus menerus tiada henti hentinya untuk segera menumbangkan rezim otoritarian Orba.

Boleh dibilang setiap kejadian pasti ada hikmahnya, dan masih ada yang harus dievaluasi. Sebab hakekat manusia hidup adalah untuk berjuang.

Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana tidak sesama aktivis mahasiswa yang bareng berjuang banyak yang tidak tentu rimbanya, mereka ada yang diculik oleh rezim berkuasa, disiksa dan dibunuh, miris sangat sedikit dari kaum pergerakan mahasiswa yang menikmati perjuangan reformasi 98 karena parlemen dan pemerintahan banyak diisi oleh orang-orang yang tidak berjuang untuk mengganti rezim otoritarian Orba.

Dalam helaan nafasnya, Adian Napitupulu merasakan perjuangannya kurang berhasil.

Rezim berganti tetapi sampai saat ini keadilan belum terwujud kesejahteraan masyarakat Indonesia masih jauh, korupsi makin banyak dengan nilai yang makin besar.

Walaupun kemajuan di sana-sini sudah dapat dinikmati, serta penyediaan infrastruktur yang terpenuhi, harga BBM yang sama se-Indonesia tetap kita tidak boleh lengah karena mafia kapitalis akan berusaha kembali merebutnya.

Ia merasakan masih banyak yang diperjuangkan kadang kala dalam renungannya, ia berjuang untuk rakyat Marhaen, tetapi ketika kebijakan yang ia perjuangkan di parlemen pada tataran praksis atau prakteknya dinikmati oleh mereka yang tidak sesuai peruntukannya.

Selalu timbul kegelisahan dan selalu muncul pertanyaan, sebetulnya aku ini berjuang untuk siapa?.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *