Terancam Gagal Panen, Petani Medupat Padenan Sampang Harap Pemerintah Tak Persulit Kebutuhan Pupuk

SAMPANG MADURA, Suluhnusantara.news -Kurangnya pasokan air, petani di Kecamatan camplong Kabupaten Sampang terancam gagal panen. Hal itu disebabkan karena tanah sawah mereka kering dan menyebabkan tanaman padi tidak tumbuh secara maksimal.

Salah satu warga desa medupat, kecamatan camplong ber inisial (MT)sekitar umur 50 menyatakan, bahwa kurangnya pasokan air menyebabkan tanaman padinya mengering.

Faktor alam, seperti intensitas hujan yang rendah juga menjadi salah satu penyebab kurangnya pasokan air di sawah para petani di daerahnya. Dia dan petani yang lain hanya bisa pasrah dengan keadaan tanamannya, sambil berharap adanya hujan yang berintensitas tinggi yang bisa mengairi sawahnya.

“Untuk tahun ini kita terancam gagal panen. Karena tanah yang kita tanami padi saat ini mengalami kekeringan, yang menyebabkan tanamannya ikut mengering dan tidak tumbuh secara maksimal,” Katanya, Selasa 20/02/2024.

Dia meminta agar pemerintah tidak mempersulit petani lagi dengan mengurangi jatah pupuk bersubsidi. Karena kebijakan yang sekarang dengan membatasi petani dalam pembelian pupuk bersubsidi sudah menyulitkan petani.

Selain itu, dia juga lebih memilih pupuk bersubsidi yang notabene kimia dari pada organik. Alasannya, pupuk kimia tersebut bisa lebih terlihat hasilnya terhadap tanaman bila dibanding dengan pupuk organik.

“Setiap kali musim tanam, pupuk yang saya butuhkan kurang lebih 13 sak. Namun dengan kebijakan pemerintah yang sekarang saya hanya mendapatkan 4-5 sak saja. Kurangnya kadang saya harus membeli sisa punya tetangga yang tidak terpakai,’ ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Sesepuh desa medupat ber inisial (ABD) membenarkan bahwa saat turun ke sawah-sawah warga diwilayahnya, dia melihat tanaman padi masyarakat itu banyak yang kering.

Menurutnya, dengan kondisi tanah yang kering petani belum bisa memupuk tanamannya dan harus menunggu hujan dulu untuk bisa memupuk. Hal itu dikarenakan petani di Desa medupat padenan  pengairannya hanya mengandalkan air hujan.

“Semua dari air dik, kemarin saya keliling pengamatan tanaman padi kalau sudah ada air boleh dipupuk dik,” pungkasnya, (Tim)*

(Jurnalis :  samhaji)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *