Malang, Suluh Nusantara News —
Warga lebak mempertanyakan status kejelasan tanah dan pemukiman
yang sudah mereka duduki lebih dari 30 tahun. Warga merasa kecewa karna tanah pekarangan rumah mereka tidak bisa dibuatkan sertifikat hak milik. Bahkan program PTSL yang sempat dicanangkan pemerintah pun tidak mampu menyelesaikan konflik pertanahan yang mereka duduki. Bahkan patok PTSL pun sudah terpasang rapi disudut sudut rumah mereka namun tak ubahnya seperti hiasan belaka.
Saat dikonfirmasi wartawan Kepala dusun Lebak sari AJI PRAYITNO menjelaskan bahwa pemerintah desa Lebak harjo sudah bekerja keras untuk selesaikan konflik pertanahan ini. Pemerintah desa juga sudah koordinasi dengan kecamatan dan kabupaten untuk ajukan pelepasan kawasan pemukiman penduduk agar bisa disertifikatkan.
“Alhamdulillah prosesnya sudah sampai tahap pemetaan dan verifikasi oleh kementerian. Sudah turun tim dari kementerian dan pertanahan baik pusat, daerah, maupun provinsi. Saya sempat ikut mengawal untuk proses pemetaan setiap titik perumahan warga dusun Lebak sari sampai jam 11 malam baru selesai” jelas aji Prayitno. (21/11/23).
Warga berharap pemerintah pusat dan daerah serta semua instansi terkait dan lembaga negara lainnya agar lebih serius untuk memperjuangkan hak mereka sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku saat ini. Agar kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa benar benar dirasakan oleh masyarakat pelosok terpencil sekalipun.
“Kami Sempat beberapa kali berusaha untuk melakukan percobaan pengurusan sertifikat. Namun selalu gagal dikarenakan terbentur oleh status tanah yang konon katanya masuk wilayah kawasan hutan lindung dan klime perhutani. Kami berharap di penghujung program nasional reforma agraria ini impian kami untuk punya sertifikat tanah hak milik bisa terwujud” harap gatot warga dusun Lebak Sari. (21/11/23).
Dari permasalahan itu reforma agraria hendaknya ditempuh pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Regulasi Perpres nomor 86 tahun 2018 menjadi instrumen untuk merestrukturisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah lebih berkeadilan. Melalui penataan aset dan akses menuju kemakmuran rakyat.
Diketahui bahwa percepatan penyelesaian konflik agraria di kawasan hutan juga masuk dalam UU nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja. Dimana lahan pertanian hingga fasos-fasum permukiman yang terlanjur berada di kawasan hutan akan ditata sesuai prinsip tata kelola kehutanan. Hal tersebut sejalan dengan mekanisme penyelesaian penguasaan tanah dalam rangka penataan kawasan hutan (PPTPKH).
Permasalahan konflik agraria di kawasan hutan ada mekanisme untuk penyelesaiannya, butuh rekomendasi dari Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Karena nanti rekomendasi dari tim tersebut akan dijadikan dasar penerbitan sertifikat tanah oleh BPN
Saat audiensi dengan wartawan kepala desa Lebak Harjo Sumarno menegaskan bahwa pemerintah desa Seryus dalam hal ini, pihaknya sangat fokus dalam persoalan ini koordinasi intensif terus dilakukan dengan bupati, camat, kepala badan pertanahan, dan pihak pihak terkait
“Menurut Peta bpn maupun perhutani Kalau wilayah lebak sari semuanya masuk kawasan hutan lindung. Insya Allah dalam minggu minggu ini semua komponen pemerintah badan pertanahan kabupaten malang akan berangkat ke Jakarta untuk menghadap kementerian dalam rangka membahas kelanjutan pelepasan tanah lebak sari desa lebak harjo dan semua wilayah yg diajukan pemerintah kabupaten malang untuk dilepaskan dari kawasan hutan. Alhamdulillah proses pelepasan tanah lebak sari sudah sampai tahap pemetaan dan verifikasi oleh kementrian Saya sudah jelaskan kepada tim yang datang diutus oleh kementerian tentang semua kronologi asal muasal pemukiman warga lebak sari mulai awal sampai akhir ini sebagai bahan pertimbangan pihak kementerian, kabupaten malang ajukan pelepasan 13 desa khusus ampelgading 3 desa khusus lebak harjo termasuk lebak sari 476 titik yang diajukan proses pelepasan lahan dari kawasan hutan bukan suatu hal yg mudah satu kebijakan presiden dua harus tukar guling namun dalam hal ini pemerintah kabupaten malang sangat serius berjuang untuk masyarakat, insyaallah saya berharap tingkat keberhasilan nya mendekati 100 persen, karna sekarang lebih mudah dengan adanya undang undang reforma agraria” tegas Sumarno Rabu (22/11/23).(***)