Jakarta, Suluh Nusantara News| Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyebarkan nyamuk Wolbachia di lima kota di Indonesia. Kelima kota tersebut adalah Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang. Langkah ini dilakukan atas dasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor : 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD). Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes, Ngabila Salama, menjelaskan kepada awak media bahwa program ini tidak menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan. Selain itu, tidak ada rekayasa genetik yang dilakukan pada nyamuk.
Ngabila menambahkan bahwa Wolbachia pada dasarnya adalah bakteri alami pada serangga, sehingga ramah lingkungan dan tidak mengganggu ekosistem maupun siklus hidup mikroorganisme lain. Wolbachia dapat membuat nyamuk aedes aegypti menjadi mandul dan tidak menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal inilah yang menjadi alasan program Wolbachia dijalankan. Jika nyamuk tidak bisa menularkan penyakit DBD, maka jumlah orang yang terjangkit DBD bisa jauh berkurang.
Ngabila juga menjelaskan bahwa siklus kenaikan kasus DBD di DKI Jakarta terjadi setiap tiga tahun, yaitu pada 2016, 2019, dan 2022. Jumlah kasus per bulannya saat tidak puncak bervariasi di kisaran 200 hingga 300 kasus, sementara saat puncak kasus bisa mencapai 400-600 kasus.
Sebelumnya, teknologi Wolbachia untuk menurunkan penyebaran DBD sudah terbukti di sembilan negara, antara lain Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka. Oleh karena itu, teknologi Wolbachia juga diterapkan di Indonesia.)***